Contents
Berbisnis dengan berhutang memang mantap gengs! Selain cuan pasti jauh lebih gede, bagi pebisnis sendiri pikiran jadi lebih tenang. Pikiran yang tenang membawa pada keputusan yang lebih baik, dan hal ini adalah suatu kewajiban bagi setiap CEO maupun founder atau pendiri suatu usaha.
Berbisnis itu ibarat bermain catur, 1 langkah blunder saja skakmat bisa terjadi dalam beberapa langkah kedepan. Maka dari itu, ketahuilah resiko berbisnis dengan berhutang.
Bisnis merupakan sebuah aktivitas yang memiliki resiko dan peluang besar dalam menghasilkan keuntungan.
1. Resiko Likuiditas
Pertama-tama, penggunaan hutang dalam bisnis dapat menimbulkan risiko likuiditas yang tinggi. Dalam hal ini, pelaku bisnis yang mengandalkan hutang untuk membiayai kegiatan usahanya harus dapat memperkirakan kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Apabila penggunaan hutang terlalu besar dan tidak diimbangi dengan arus kas yang cukup, maka pelaku bisnis dapat mengalami kesulitan dalam membayar kembali hutangnya. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya likuiditas bisnis, bahkan dapat menyebabkan bangkrutnya bisnis tersebut.
2. Resiko Bangkrut
Kedua, risiko kebangkrutan juga dapat muncul ketika pelaku bisnis mengambil hutang dalam jumlah yang besar. Kebangkrutan dapat terjadi ketika pelaku bisnis tidak dapat membayar kembali hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sehingga terpaksa harus mengalami kegagalan dalam menjalankan usahanya.
Selain itu, risiko kebangkrutan juga dapat terjadi apabila terjadi perubahan di pasar atau industri yang tidak terduga, sehingga pelaku bisnis harus mengambil tindakan yang berdampak negatif pada keuangan perusahaan.
3. Resiko Bunga
Selanjutnya, risiko bunga atau fluktuasi nilai tukar juga dapat menjadi masalah ketika pelaku bisnis mengandalkan hutang untuk membiayai kegiatan usahanya. Jika pinjaman yang diperoleh menggunakan bunga variabel, maka risiko bunga dapat mempengaruhi besarnya cicilan yang harus dibayar oleh pelaku bisnis setiap bulannya.
Selain itu, jika hutang diperoleh dalam mata uang asing, maka risiko fluktuasi nilai tukar juga dapat mempengaruhi besarnya cicilan yang harus dibayar. Jika nilai tukar meningkat, maka cicilan yang harus dibayar juga akan semakin besar dan berpotensi mengganggu arus kas perusahaan.
4. Resiko Reputasi
Selain risiko likuiditas, kebangkrutan, dan bunga/fluktuasi nilai tukar, penggunaan hutang dalam bisnis juga dapat menimbulkan risiko reputasi. Jika pelaku bisnis tidak dapat membayar kembali hutangnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka hal tersebut dapat merusak citra perusahaan di mata pemberi pinjaman.
Akibatnya, pelaku bisnis dapat mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman di masa depan atau bahkan sulit dalam menjalin kerja sama bisnis dengan pihak lain.
Namun demikian, meskipun penggunaan hutang dalam bisnis memiliki berbagai risiko, hal tersebut tidak berarti bahwa penggunaan hutang harus dihindari sepenuhnya. Dalam banyak kasus, penggunaan hutang dapat membantu pelaku bisnis dalam memperluas usahanya, meningkatkan
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berbisnis dengan berhutang, sangat penting untuk mempertimbangkan dengan matang besarnya hutang yang akan diambil serta kemampuan bisnis untuk membayar hutang tersebut.
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan bagaimana hutang tersebut akan digunakan dan diinvestasikan dalam bisnis.
Baca Juga: 5 Ide Bisnis Ditahun 2023 Yang Bisa Kamu Ikuti
Tentunya, penggunaan hutang tidak selalu buruk, asalkan dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan kemampuan bisnis. Misalnya, penggunaan hutang untuk melakukan ekspansi atau investasi yang menguntungkan bisnis dapat membantu bisnis tumbuh lebih cepat.
Kesimpulannya, berbisnis dengan hutang bukanlah hal yang buruk selama dilakukan dengan bijak dan hati-hati. Namun, sebelum memutuskan untuk mengambil hutang, penting untuk mempertimbangkan dengan matang besarnya hutang, kemampuan bisnis untuk membayar hutang, serta bagaimana hutang tersebut akan digunakan dan diinvestasikan dalam bisnis.